Langsung ke konten utama

KatKit #26 Seri Alkitab SAAT ALKITAB JADI ALKITAB

Senin, 18 Desember 2017 Syalom aleikhem. Perihal ini penting dicamkan agar umat Katolik tak tersesat: Jangan pernah menganggap Alkitab adalah satu-satunya sumber iman. Selain Alkitab, kita punya Tradisi Suci. Perilaku yang selalu mencari-cari ayat Alkitab untuk membuktikan suatu ajaran, itu keliru. Kadang suatu ajaran ada ayatnya dalam Alkitab, kadang ada “ayatnya” dalam Tradisi Suci, kadang ada dalam keduanya. Alkitab Ada karena Tradisi Alkitab ada karena Tradisi. Alkitab tak pernah akan ada di muka bumi kalau tak ada Tradisi. Ketika ajaran iman (Tradisi) dituliskan, belum ada Alkitab utuh seperti sekarang. Bagaimana terjadinya Alkitab? Beberapa pengikut ajaran Yesus Kristus menuliskan ajaran iman. Tulisan-tulisan (kitab-kitab) itu tersebar-sebar di mana-mana, belum terkumpul. Misalnya, kitab A ada di Roma, kitab B di Antiokhia, kitab C di Yerusalem. Yang memakai ya terbatas umat setempat. Kebanyakan kitab-kitab itu tak bernama dan tak menyebut siapa penulisnya. Tak satu pun Injil punya nama kalau kita hanya berdasar atas ayat di dalamnya. Surat-surat? Ada yang punya nama, ada yang tidak. Jadi, bagaimana kita tahu bahwa Injil ini bernama Injil Matius dsb? Satu-satunya jawaban adalah Tradisi. Kita tahu ada Injil ini dan itu, ada surat ini dan itu karena Tradisi Suci menyatakannya. Tradisi “Mengumpulkan” Alkitab Lama-lama ada yang menyalin kitab-kitab itu, lalu mengirimkannya ke tempat-tempat lain. Akhirnya, kitab-kitab itu ada di berbagai tempat sekaligus. Namun, kitab-kitab itu belum dijilid dan belum diakui sebagai Alkitab secara resmi. Contoh: Umat daerah A menganggap Injil A itu bagian dari Alkitab, tapi umat daerah B tidak/belum menganggap demikian. Jadi sebenarnya, pada zaman Para Rasul dan setelahnya, Alkitab belum jelas isinya apa saja. Sekarang kita punya Alkitab dengan isi yang jelas, waktu itu belum jelas. Siapa yang membuatnya jelas? Siapa yang menyatakan bahwa Alkitab Perjanjian Baru (PB) terdiri atas 27 kitab?Tradisi Suci. Jadi ada saat ketika Alkitab belum sepenuhnya dianggap sebagai Alkitab. Tradisi Sucilah yang akhirnya secara resmi menyatakan Alkitab sebagai Alkitab. Maksudnya, ada saat ketika Alkitab jadi Alkitab. Mengapa demikian? Karena awalnya belum seluruh isi Alkitab dianggap sebagai Alkitab. Dari 27 kitab PB, pada zaman kuno, belum semua dianggap bagian dari Alkitab. Tradisi Sucilah yang menyatakannya untuk kita. Tradisi Sucilah yang mengajarkan bahwa Alkitab itu isinya A, B, C, dst. Itulah saat Alkitab jadi Alkitab. Jadi, Alkitab kita tak jatuh dari langit, melainkan ditetapkan oleh Tradisi Suci. Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie Katkiter

Postingan populer dari blog ini

DOA - KEPADA SANTO MIKAEL

Santo Mikael, Malaikat Agung, belalah kami pada hari pertempuran. Jadilah pelindung kami melawan kejahatan dan jebakan si jahat. Dengan rendah hati kami mohon kiranya Allah menghardiknya, dan semoga engkau, Panglima Pasukan Surgawi, dengan kuasa Allah mencampakkan ke dalam neraka Iblis dan semua roh jahat lain yang berkeliaran di dunia hendak membinasakan jiwa-jiwa.

KatKit #7 DOA MASUK GEREJA

Jumat, 3 November 2017 Syalom aleikhem. Liturgi Katolik kaya akan tata gerak. Sayangnya, ada saja orang Katolik melakukannya kurang penghayatan. Contohnya, sebelum Misa, umat masuk gereja dengan mencelupkan tangan pada air suci lalu membuat Tanda Salib. Berapa yang melakukannya dengan benar? Benar artinya penuh penghayatan. Lihat sekeliling, ada saja yang membuatnya sambil lalu, sambil ngobrol, sambil cekakak-cekikik atau apa saja yang tak bermutu. Untuk mencegah itu, ada resep. Resep ini akan menjauhkan Anda dari hal-hal tak bermutu. Artinya, resep ini akan membuat Anda lebih khusyuk dan menghayati setiap gerak dalam gereja di setiap Misa. Apa resep? Begini: buatlah dan ucapkan dalam hati doa singkat yang menyertai gerak. Contoh, saat membuat Tanda Salib dengan air suci sewaktu masuk gereja, ucapkan dalam batin: “Tuhan, sucikanlah aku sebelum memasuki rumah-Mu.” Atau: “Tuhan, bersihkanlah aku agar layak menyembah-Mu.” Atau: “Tuhan, aku datang untuk beribadat kepada-Mu.” Karanglah

KatKit #15 TAHAP-TAHAP WAHYU

Rabu, 22 November 2017 Pernyataan diri Allah dan rencana kehendak-Nya untuk menyelamatkan manusia, itu wahyu dalam pemahaman Gereja Katolik. Kata “wahyu” dalam bahasa Indonesia menerjemahkan kata Latin “revelatio”. Bahasa Inggrisnya “revelation” dengan kata kerja “to reveal” (‘menyingkapkan’). Wahyu itu penyingkapan kepada manusia. Apa yang disingkapkan? o diri Allah o kehendak Allah o undangan Allah agar manusia menjadi sahabat-Nya. Wahyu (penyingkapan ilahi) terjadi bertahap-tahap. Surat Ibrani (Ibr. 1:1-2) menggambarkannya dengan cermat: “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada.” Zaman dulu Allah menyatakan diri lewat para nabi, kemudian akhirnya melalui Putra-Nya sendiri, yaitu Yesus Kristus, Tuhan kita. Sebelum menyatakan diri-Nya me