Rabu, 1 November 2017 Tiap tahun, 2 November, Gereja Katolik merayakan Peringatan Semua Arwah Orang Beriman, mendoakan mereka yang telah wafat. Doa-doa sungguh membantu orang yang telah meninggal (arwah) di Penyucian (Purgatori). Arwah membutuhkan doa-doa. Namun sayang, ada praktik-praktik aneh terkait arwah. Ada orang Katolik yakin bahwa jenazah harus diberangkatkan ke makam atau krematorium pada waktu tertentu. Doa-doa (bahkan Misa) harus ikuti jadwal yang ditetapkan sesepuh atau cenayang. Diyakini itulah jadwal terbukanya “surga” (alam baka). Agar si mati dapat masuk ke sana, jadwal harus tepat. Kalau jadwal meleset, si mati tak dapat masuk. Praktik lain: ada yang berprinsip bahwa hari peringatan arwah (40 hari, 100 hari, 1 tahun, 1000 hari, dsb) harus tepat. Contoh, bila 40 hari jatuh 1 November, doa arwah harus dilakukan tanggal itu. Pindah tanggal berakibat doa kurang manjur. Sesat Jalan Praktik pertama, “tepat jadwal penguburan atau kremasi menurut hitungan”, adalah praktik
Katekese Sedikit by Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie