Jumat, 1 Desember 2017
Syalom aleikhem.
Persiapan yang baik itu awal keberhasilan. Dalam Misa pun ada keberhasilan. Keberhasilan Misa adalah buah nyata dalam kehidupan. Misa itu ada yang “berhasil” dan ada yang “gagal”. Dari pihak Tuhan, selalu berhasil. Berkat dan Sabda-Nya dicurahkan bagi umat. Namun, sampainya kepada umat tidak otomatis. Umat perlu menyiapkan diri menerima berkat dan Sabda itu. Ada umat yang menerima banyak, ada pula yang menerima sedikit. Mengapa? Bukan Tuhan memberi secara berbeda-beda, tapi umat menerima secara berbeda-beda.
Apa yang membedakan? Sikap batin. Sikap batin perlu diarahkan sejak persiapan sebelum Misa dimulai. Orang yang pikirannya gaduh, batinnya rusuh, hatinya lusuh sulit menerima berkat dan Sabda Allah. Orang yang pikirannya tenang, batinnya menang, hatinya senang mudah menerima berkat dan Sabda Allah. Kuncinya persiapan sebelum Misa.
Apa yang perlu dilakukan sebelum Misa? Tiga hal: (1) hening, (2) doa, (3) baca. Hening artinya menenangkan diri agar siap memasuki “dunia ilahi” dalam Ekaristi. Kurangi banyak omong, kendalikan mulut. Apa sama sekali tak boleh omong? Boleh saja, tapi secukupnya, sekadarnya; contoh: sapa-menyapa sejenak kiri-kanan atau umat yang kenal. Cukup. Dua hal yang lain – doa dan baca – dipaparkan edisi berikutnya ya.
Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katkiter
Santo Mikael, Malaikat Agung, belalah kami pada hari pertempuran. Jadilah pelindung kami melawan kejahatan dan jebakan si jahat. Dengan rendah hati kami mohon kiranya Allah menghardiknya, dan semoga engkau, Panglima Pasukan Surgawi, dengan kuasa Allah mencampakkan ke dalam neraka Iblis dan semua roh jahat lain yang berkeliaran di dunia hendak membinasakan jiwa-jiwa.