Langsung ke konten utama

KatKit #8 RASUL KETIGABELAS

Senin, 6 November 2017 Syalom aleikhem. Dalam perjalanan waktu, ada seorang pengkhianat di kalangan Para Rasul: Yudas Iskariot. Jumlah rasul berkurang: jadi 11. Setelah Tuhan Yesus naik ke surga, jumlah rasul 12 lagi. Matias dipilih menggantikan Yudas (Kisah Para Rasul [Kis.] 1:16-20). Cara memilih Rasul ke-13 dengan undian. Matias kena undi, ia jadi rasul (Kis. 1:26). Apa ini berarti cara memilih rasul itu main-main? Jangan salah paham. Sebelum memilih pengganti Yudas, Rasul Petrus menetapkan syarat (Kis. 1:21-22). Syarat pertama: orang yang selalu berkumpul dengan Tuhan Yesus dan Para Rasul. Syarat kedua: jangka waktunya jelas, sejak Tuhan Yesus dibaptis oleh Yohanes hingga Ia naik ke surga. Pendek kata, calon rasul harus mengenal Tuhan Yesus dengan baik dalam jangka waktu tersebut. Ada dua orang memenuhi syarat. Mereka (1) Yusuf alias Barsabas alias Yustus, (2) Matias. “Lowongan” hanya satu, maka perlu ada pemilihan. Cara memilih dengan undian. Perhatikan saksama bahwa sebelum mengundi, mereka berdoa (Kis. 1:24-25). Isi doa mereka bagus sekali. Mereka memohon agar Tuhan sendiri yang memilih: “Tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih.” Maka jelas, cara sebenarnya bukan undian, melainkan doa permohonan agar Tuhan memilih rasul-Nya. Mengapa Pakai Undian? Undian hanya sarana yang dipakai untuk menyatakan kehendak Tuhan. Ini mengingatkan akan praktik orang Yahudi yang mencari kehendak Tuhan dengan cara undian Urim dan Tumim (Keluaran 28:30; Imamat 8:8; Bilangan 27:21; Ulangan 33:8; 1Samuel 14:41; 28:6). Urim dan Tumim adalah alat yang dipakai imam agung atau nabi Yahudi untuk mengetahui kehendak Tuhan “ya” atau “tidak” saat ada pertanyaan dari umat (Ezra 2:63; Nehemia 7:65). Tentu saja Para Rasul sebagai orang Yahudi mengenal pemakaian Urim dan Tumim. Kemungkinan besar mereka mencontoh praktik itu ketika memilih pengganti Yudas. Akan tetapi, sekali lagi, Tuhan yang memilih, Roh Kudus-Nya yang memilih. Sejak semula Para Rasul sudah berdoa agar Tuhan menunjukkan pilihan-Nya atas dua orang calon rasul. Maka jelas, dalam pemilihan rasul pengganti, yang utama bukan undian, tapi doa permohonan. Penggantian Yudas oleh Matias menunjukkan Kabar Baik tentang Yesus harus terus tersebar. Orang yang mewartakan Tuhan Yesus harus terus ada. Yang mati harus digantikan. Itulah yang terjadi dalam Gereja Katolik sejak zaman Para Rasul hingga kini. Jabatan pelayanan Para Rasul diteruskan oleh para uskup yang dari zaman ke zaman menjadi pewarta Injil. Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie Katkiter

Postingan populer dari blog ini

DOA - KEPADA SANTO MIKAEL

Santo Mikael, Malaikat Agung, belalah kami pada hari pertempuran. Jadilah pelindung kami melawan kejahatan dan jebakan si jahat. Dengan rendah hati kami mohon kiranya Allah menghardiknya, dan semoga engkau, Panglima Pasukan Surgawi, dengan kuasa Allah mencampakkan ke dalam neraka Iblis dan semua roh jahat lain yang berkeliaran di dunia hendak membinasakan jiwa-jiwa.

KatKit #7 DOA MASUK GEREJA

Jumat, 3 November 2017 Syalom aleikhem. Liturgi Katolik kaya akan tata gerak. Sayangnya, ada saja orang Katolik melakukannya kurang penghayatan. Contohnya, sebelum Misa, umat masuk gereja dengan mencelupkan tangan pada air suci lalu membuat Tanda Salib. Berapa yang melakukannya dengan benar? Benar artinya penuh penghayatan. Lihat sekeliling, ada saja yang membuatnya sambil lalu, sambil ngobrol, sambil cekakak-cekikik atau apa saja yang tak bermutu. Untuk mencegah itu, ada resep. Resep ini akan menjauhkan Anda dari hal-hal tak bermutu. Artinya, resep ini akan membuat Anda lebih khusyuk dan menghayati setiap gerak dalam gereja di setiap Misa. Apa resep? Begini: buatlah dan ucapkan dalam hati doa singkat yang menyertai gerak. Contoh, saat membuat Tanda Salib dengan air suci sewaktu masuk gereja, ucapkan dalam batin: “Tuhan, sucikanlah aku sebelum memasuki rumah-Mu.” Atau: “Tuhan, bersihkanlah aku agar layak menyembah-Mu.” Atau: “Tuhan, aku datang untuk beribadat kepada-Mu.” Karanglah

KatKit #15 TAHAP-TAHAP WAHYU

Rabu, 22 November 2017 Pernyataan diri Allah dan rencana kehendak-Nya untuk menyelamatkan manusia, itu wahyu dalam pemahaman Gereja Katolik. Kata “wahyu” dalam bahasa Indonesia menerjemahkan kata Latin “revelatio”. Bahasa Inggrisnya “revelation” dengan kata kerja “to reveal” (‘menyingkapkan’). Wahyu itu penyingkapan kepada manusia. Apa yang disingkapkan? o diri Allah o kehendak Allah o undangan Allah agar manusia menjadi sahabat-Nya. Wahyu (penyingkapan ilahi) terjadi bertahap-tahap. Surat Ibrani (Ibr. 1:1-2) menggambarkannya dengan cermat: “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada.” Zaman dulu Allah menyatakan diri lewat para nabi, kemudian akhirnya melalui Putra-Nya sendiri, yaitu Yesus Kristus, Tuhan kita. Sebelum menyatakan diri-Nya me