Senin, 6 November 2017
Syalom aleikhem.
Dalam perjalanan waktu, ada seorang pengkhianat di kalangan Para Rasul: Yudas Iskariot. Jumlah rasul berkurang: jadi 11. Setelah Tuhan Yesus naik ke surga, jumlah rasul 12 lagi. Matias dipilih menggantikan Yudas (Kisah Para Rasul [Kis.] 1:16-20). Cara memilih Rasul ke-13 dengan undian. Matias kena undi, ia jadi rasul (Kis. 1:26). Apa ini berarti cara memilih rasul itu main-main? Jangan salah paham.
Sebelum memilih pengganti Yudas, Rasul Petrus menetapkan syarat (Kis. 1:21-22). Syarat pertama: orang yang selalu berkumpul dengan Tuhan Yesus dan Para Rasul. Syarat kedua: jangka waktunya jelas, sejak Tuhan Yesus dibaptis oleh Yohanes hingga Ia naik ke surga. Pendek kata, calon rasul harus mengenal Tuhan Yesus dengan baik dalam jangka waktu tersebut.
Ada dua orang memenuhi syarat. Mereka (1) Yusuf alias Barsabas alias Yustus, (2) Matias. “Lowongan” hanya satu, maka perlu ada pemilihan. Cara memilih dengan undian. Perhatikan saksama bahwa sebelum mengundi, mereka berdoa (Kis. 1:24-25). Isi doa mereka bagus sekali. Mereka memohon agar Tuhan sendiri yang memilih: “Tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih.” Maka jelas, cara sebenarnya bukan undian, melainkan doa permohonan agar Tuhan memilih rasul-Nya.
Mengapa Pakai Undian?
Undian hanya sarana yang dipakai untuk menyatakan kehendak Tuhan. Ini mengingatkan akan praktik orang Yahudi yang mencari kehendak Tuhan dengan cara undian Urim dan Tumim (Keluaran 28:30; Imamat 8:8; Bilangan 27:21; Ulangan 33:8; 1Samuel 14:41; 28:6). Urim dan Tumim adalah alat yang dipakai imam agung atau nabi Yahudi untuk mengetahui kehendak Tuhan “ya” atau “tidak” saat ada pertanyaan dari umat (Ezra 2:63; Nehemia 7:65).
Tentu saja Para Rasul sebagai orang Yahudi mengenal pemakaian Urim dan Tumim. Kemungkinan besar mereka mencontoh praktik itu ketika memilih pengganti Yudas. Akan tetapi, sekali lagi, Tuhan yang memilih, Roh Kudus-Nya yang memilih. Sejak semula Para Rasul sudah berdoa agar Tuhan menunjukkan pilihan-Nya atas dua orang calon rasul. Maka jelas, dalam pemilihan rasul pengganti, yang utama bukan undian, tapi doa permohonan.
Penggantian Yudas oleh Matias menunjukkan Kabar Baik tentang Yesus harus terus tersebar. Orang yang mewartakan Tuhan Yesus harus terus ada. Yang mati harus digantikan. Itulah yang terjadi dalam Gereja Katolik sejak zaman Para Rasul hingga kini. Jabatan pelayanan Para Rasul diteruskan oleh para uskup yang dari zaman ke zaman menjadi pewarta Injil.
Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katkiter
Santo Mikael, Malaikat Agung, belalah kami pada hari pertempuran. Jadilah pelindung kami melawan kejahatan dan jebakan si jahat. Dengan rendah hati kami mohon kiranya Allah menghardiknya, dan semoga engkau, Panglima Pasukan Surgawi, dengan kuasa Allah mencampakkan ke dalam neraka Iblis dan semua roh jahat lain yang berkeliaran di dunia hendak membinasakan jiwa-jiwa.