Rabu, 22 November 2017
Pernyataan diri Allah dan rencana kehendak-Nya untuk menyelamatkan manusia, itu wahyu dalam pemahaman Gereja Katolik. Kata “wahyu” dalam bahasa Indonesia menerjemahkan kata Latin “revelatio”. Bahasa Inggrisnya “revelation” dengan kata kerja “to reveal” (‘menyingkapkan’). Wahyu itu penyingkapan kepada manusia. Apa yang disingkapkan?
o diri Allah
o kehendak Allah
o undangan Allah agar manusia menjadi sahabat-Nya.
Wahyu (penyingkapan ilahi) terjadi bertahap-tahap. Surat Ibrani (Ibr. 1:1-2) menggambarkannya dengan cermat: “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada.”
Zaman dulu Allah menyatakan diri lewat para nabi, kemudian akhirnya melalui Putra-Nya sendiri, yaitu Yesus Kristus, Tuhan kita. Sebelum menyatakan diri-Nya melalui para nabi, Allah telah memakai cara-cara lain. Dengan demikian, kita menyebut adanya tahap-tahap pewahyuan atau sejarah pewahyuan. Begini sejarahnya:
o Allah membiarkan diri-Nya dikenal sejak dunia diciptakan. Ia menyatakan diri-Nya kepada para manusia pertama (Kejadian [Kej.] 1:26-28).
o Ketika manusia telah jatuh dalam dosa, Allah tak membiarkan mereka telantar. Allah menyatakan diri-Nya kepada Nuh dan Ia membuat perjanjian dengannya demi keselamatan manusia (Kej. 8:20 – 9:1).
o Selanjutnya, Allah memilih Abraham. Allah berkenan menyatakan diri dan kehendak-Nya kepada Abraham (Kej. 12:1-3).
o Setelah itu, Allah menyatakan diri-Nya kepada Musa, selanjutnya kepada para nabi dan raja hingga saat bangsa Israel tercampak dalam pembuangan di Babel. … dst.
o Sebagai puncak wahyu, Allah berkenan menyatakan diri-Nya melalui Sang Sabda sendiri, Putra-Nya, yakni Yesus Kristus. Melalui Yesus Kristus, Allah menyingkapkan dan memberikan diri-Nya demi keselamatan manusia. Kristus adalah Firman Allah (Yohanes 1:1-4), Ia Imanuel (Matius 1:23).
Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katkiter
Santo Mikael, Malaikat Agung, belalah kami pada hari pertempuran. Jadilah pelindung kami melawan kejahatan dan jebakan si jahat. Dengan rendah hati kami mohon kiranya Allah menghardiknya, dan semoga engkau, Panglima Pasukan Surgawi, dengan kuasa Allah mencampakkan ke dalam neraka Iblis dan semua roh jahat lain yang berkeliaran di dunia hendak membinasakan jiwa-jiwa.