Langsung ke konten utama

KatKit #16 Seri Liturgi BOLEH TELAT MISA

Jumat, 24 November 2017 Syalom aleikhem. Ada seorang Katolik rajin beribadah. Tak pernah ia datang telat Misa. Suatu kali ia berkunjung ke sebuah kota kecil. Di sana, ia telat di Misa; pertama kalinya. Sebelumnya, ia telah berjuang keras mencari gereja Katolik di kota itu. Apesnya, gereja di situ hanya punya satu jadwal Misa. Telat model ini “boleh”. Kepepet, darurat, tak akan diulangi. Kalau telat rutin? Maaf, tak dibolehkan. Orang telat tentu saja tak dapat mengikuti perayaan secara penuh. Padahal, mengikuti Misa dari awal hingga akhir adalah amanat Konsili Vatikan II dalam Sacrosanctum Concilium (SC) no. 56: “Konsili Suci dengan sangat mengajak… agar umat beriman menghadiri seluruh Misa, terutama pada hari Minggu dan hari raya wajib.” Apa artinya “menghadiri seluruh Misa”? Artinya, hadir sejak Ritus Pembuka yang diawali nyanyian masuk hingga Ritus Penutup yang diakhiri nyanyian keluar. Anda yang “suka telat rutin” perlu berpikir mulai hari ini: “Apa aku mau begini terus?” Kalau jawabannya “ya”, berpikirlah lagi: “Apa gunanya begini terus?” Telat Misa itu boleh kalau “kecelakaan”, artinya tak sengaja, darurat, sesekali. Kalau (terlampau) sering? Berpikirlah dan merenung bagaimana memperbaikinya. Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie Katkiter

Postingan populer dari blog ini

DOA - KEPADA SANTO MIKAEL

Santo Mikael, Malaikat Agung, belalah kami pada hari pertempuran. Jadilah pelindung kami melawan kejahatan dan jebakan si jahat. Dengan rendah hati kami mohon kiranya Allah menghardiknya, dan semoga engkau, Panglima Pasukan Surgawi, dengan kuasa Allah mencampakkan ke dalam neraka Iblis dan semua roh jahat lain yang berkeliaran di dunia hendak membinasakan jiwa-jiwa.

KatKit #7 DOA MASUK GEREJA

Jumat, 3 November 2017 Syalom aleikhem. Liturgi Katolik kaya akan tata gerak. Sayangnya, ada saja orang Katolik melakukannya kurang penghayatan. Contohnya, sebelum Misa, umat masuk gereja dengan mencelupkan tangan pada air suci lalu membuat Tanda Salib. Berapa yang melakukannya dengan benar? Benar artinya penuh penghayatan. Lihat sekeliling, ada saja yang membuatnya sambil lalu, sambil ngobrol, sambil cekakak-cekikik atau apa saja yang tak bermutu. Untuk mencegah itu, ada resep. Resep ini akan menjauhkan Anda dari hal-hal tak bermutu. Artinya, resep ini akan membuat Anda lebih khusyuk dan menghayati setiap gerak dalam gereja di setiap Misa. Apa resep? Begini: buatlah dan ucapkan dalam hati doa singkat yang menyertai gerak. Contoh, saat membuat Tanda Salib dengan air suci sewaktu masuk gereja, ucapkan dalam batin: “Tuhan, sucikanlah aku sebelum memasuki rumah-Mu.” Atau: “Tuhan, bersihkanlah aku agar layak menyembah-Mu.” Atau: “Tuhan, aku datang untuk beribadat kepada-Mu.” Karanglah

KatKit #15 TAHAP-TAHAP WAHYU

Rabu, 22 November 2017 Pernyataan diri Allah dan rencana kehendak-Nya untuk menyelamatkan manusia, itu wahyu dalam pemahaman Gereja Katolik. Kata “wahyu” dalam bahasa Indonesia menerjemahkan kata Latin “revelatio”. Bahasa Inggrisnya “revelation” dengan kata kerja “to reveal” (‘menyingkapkan’). Wahyu itu penyingkapan kepada manusia. Apa yang disingkapkan? o diri Allah o kehendak Allah o undangan Allah agar manusia menjadi sahabat-Nya. Wahyu (penyingkapan ilahi) terjadi bertahap-tahap. Surat Ibrani (Ibr. 1:1-2) menggambarkannya dengan cermat: “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada.” Zaman dulu Allah menyatakan diri lewat para nabi, kemudian akhirnya melalui Putra-Nya sendiri, yaitu Yesus Kristus, Tuhan kita. Sebelum menyatakan diri-Nya me