Langsung ke konten utama

KatKit #12 APA ITU WAHYU

Rabu, 15 November 2017 Pengalaman akan Allah (lihat KatKit #3) membuat manusia sampai pada kesimpulan bahwa kehidupan berasal dari Allah. Manusia tak ada dengan sendirinya, tapi diadakan (diciptakan) oleh Allah. Dengan demikian, Allah ialah asal dan tujuan perjalanan kehidupan manusia. Sebagai ringkasan, pengalaman akan Allah menghasilkan pemahaman bahwa… o hidup berasal dari Allah o Allah adalah asal dan tujuan hidup manusia. Barangkali ada pertanyaan: “Bagaimana manusia tahu tentang adanya Allah?” Pertanyaan lain: “Bagaimana manusia tahu bahwa Yang-Tak-Terbatas itu Allah?” Untuk menjawab, mari belajar mengenai “wahyu” dan “iman”. Wahyu: Pernyataan Diri Allah Secara sederhana dapat dikatakan, manusia tahu akan Allah karena Allah tak sembunyi. Ia membuat diri-Nya dialami dan diketahui oleh manusia. Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia. Manusia tahu akan Allah karena Allah memberitahukannya. Dei Verbum #2 (hasil Konsili Vatikan II, dokumen tentang wahyu ilahi) menyatakan bahwa Allah berkenan… o menyatakan diri-Nya kepada manusia o menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada manusia o mengundang manusia menjadi sahabat-Nya untuk bersatu dengan-Nya. Pernyataan diri Allah adalah sekaligus pernyataan tentang rencana keselamatan bagi manusia. Rencana keselamatan itu bukan informasi, bukan poin-poin instruksi yang perlu diperbuat manusia agar selamat, tapi sapaan yang mengharapkan adanya partisipasi dari pihak manusia. Intinya: Allah mengundang manusia menjadi sahabat-Nya. Untuk apa? Agar manusia selamat. Keselamatan itu bersatunya manusia dengan Allah. Persatuan dengan Allah itulah keselamatan sejati. Seperti itulah arti wahyu menurut pemahaman Gereja Katolik. Wahyu adalah pernyataan diri Allah dan rencana kehendak-Nya untuk menyelamatkan manusia. Kata “wahyu” dalam bahasa Indonesia menerjemahkan kata Latin “revelatio”. Bahasa Inggrisnya “revelation” dengan kata kerja “to reveal” (‘menyingkapkan’). Wahyu sebenarnya suatu penyingkapan kepada manusia. Apa yang disingkapkan? o diri Allah o kehendak Allah o undangan Allah agar manusia menjadi sahabat-Nya. Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie Katkiter

Postingan populer dari blog ini

DOA - KEPADA SANTO MIKAEL

Santo Mikael, Malaikat Agung, belalah kami pada hari pertempuran. Jadilah pelindung kami melawan kejahatan dan jebakan si jahat. Dengan rendah hati kami mohon kiranya Allah menghardiknya, dan semoga engkau, Panglima Pasukan Surgawi, dengan kuasa Allah mencampakkan ke dalam neraka Iblis dan semua roh jahat lain yang berkeliaran di dunia hendak membinasakan jiwa-jiwa.

KatKit #7 DOA MASUK GEREJA

Jumat, 3 November 2017 Syalom aleikhem. Liturgi Katolik kaya akan tata gerak. Sayangnya, ada saja orang Katolik melakukannya kurang penghayatan. Contohnya, sebelum Misa, umat masuk gereja dengan mencelupkan tangan pada air suci lalu membuat Tanda Salib. Berapa yang melakukannya dengan benar? Benar artinya penuh penghayatan. Lihat sekeliling, ada saja yang membuatnya sambil lalu, sambil ngobrol, sambil cekakak-cekikik atau apa saja yang tak bermutu. Untuk mencegah itu, ada resep. Resep ini akan menjauhkan Anda dari hal-hal tak bermutu. Artinya, resep ini akan membuat Anda lebih khusyuk dan menghayati setiap gerak dalam gereja di setiap Misa. Apa resep? Begini: buatlah dan ucapkan dalam hati doa singkat yang menyertai gerak. Contoh, saat membuat Tanda Salib dengan air suci sewaktu masuk gereja, ucapkan dalam batin: “Tuhan, sucikanlah aku sebelum memasuki rumah-Mu.” Atau: “Tuhan, bersihkanlah aku agar layak menyembah-Mu.” Atau: “Tuhan, aku datang untuk beribadat kepada-Mu.” Karanglah

KatKit #15 TAHAP-TAHAP WAHYU

Rabu, 22 November 2017 Pernyataan diri Allah dan rencana kehendak-Nya untuk menyelamatkan manusia, itu wahyu dalam pemahaman Gereja Katolik. Kata “wahyu” dalam bahasa Indonesia menerjemahkan kata Latin “revelatio”. Bahasa Inggrisnya “revelation” dengan kata kerja “to reveal” (‘menyingkapkan’). Wahyu itu penyingkapan kepada manusia. Apa yang disingkapkan? o diri Allah o kehendak Allah o undangan Allah agar manusia menjadi sahabat-Nya. Wahyu (penyingkapan ilahi) terjadi bertahap-tahap. Surat Ibrani (Ibr. 1:1-2) menggambarkannya dengan cermat: “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada.” Zaman dulu Allah menyatakan diri lewat para nabi, kemudian akhirnya melalui Putra-Nya sendiri, yaitu Yesus Kristus, Tuhan kita. Sebelum menyatakan diri-Nya me