Rabu, 15 November 2017
Pengalaman akan Allah (lihat KatKit #3) membuat manusia sampai pada kesimpulan bahwa kehidupan berasal dari Allah. Manusia tak ada dengan sendirinya, tapi diadakan (diciptakan) oleh Allah. Dengan demikian, Allah ialah asal dan tujuan perjalanan kehidupan manusia. Sebagai ringkasan, pengalaman akan Allah menghasilkan pemahaman bahwa…
o hidup berasal dari Allah
o Allah adalah asal dan tujuan hidup manusia.
Barangkali ada pertanyaan: “Bagaimana manusia tahu tentang adanya Allah?” Pertanyaan lain: “Bagaimana manusia tahu bahwa Yang-Tak-Terbatas itu Allah?” Untuk menjawab, mari belajar mengenai “wahyu” dan “iman”.
Wahyu: Pernyataan Diri Allah
Secara sederhana dapat dikatakan, manusia tahu akan Allah karena Allah tak sembunyi. Ia membuat diri-Nya dialami dan diketahui oleh manusia. Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia. Manusia tahu akan Allah karena Allah memberitahukannya.
Dei Verbum #2 (hasil Konsili Vatikan II, dokumen tentang wahyu ilahi) menyatakan bahwa Allah berkenan…
o menyatakan diri-Nya kepada manusia
o menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada manusia
o mengundang manusia menjadi sahabat-Nya untuk bersatu dengan-Nya.
Pernyataan diri Allah adalah sekaligus pernyataan tentang rencana keselamatan bagi manusia. Rencana keselamatan itu bukan informasi, bukan poin-poin instruksi yang perlu diperbuat manusia agar selamat, tapi sapaan yang mengharapkan adanya partisipasi dari pihak manusia. Intinya: Allah mengundang manusia menjadi sahabat-Nya. Untuk apa? Agar manusia selamat. Keselamatan itu bersatunya manusia dengan Allah. Persatuan dengan Allah itulah keselamatan sejati.
Seperti itulah arti wahyu menurut pemahaman Gereja Katolik. Wahyu adalah pernyataan diri Allah dan rencana kehendak-Nya untuk menyelamatkan manusia. Kata “wahyu” dalam bahasa Indonesia menerjemahkan kata Latin “revelatio”. Bahasa Inggrisnya “revelation” dengan kata kerja “to reveal” (‘menyingkapkan’). Wahyu sebenarnya suatu penyingkapan kepada manusia. Apa yang disingkapkan?
o diri Allah
o kehendak Allah
o undangan Allah agar manusia menjadi sahabat-Nya.
Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katkiter
Santo Mikael, Malaikat Agung, belalah kami pada hari pertempuran. Jadilah pelindung kami melawan kejahatan dan jebakan si jahat. Dengan rendah hati kami mohon kiranya Allah menghardiknya, dan semoga engkau, Panglima Pasukan Surgawi, dengan kuasa Allah mencampakkan ke dalam neraka Iblis dan semua roh jahat lain yang berkeliaran di dunia hendak membinasakan jiwa-jiwa.