Langsung ke konten utama

KatKit #5 KRISTEN AWAL MULA

Senin, 30 Oktober 2017 Syalom aleikhem. Makna istilah “Kristen” kita sudah tahu (baca KatKit #2), tiada sangkut paut dengan sekte-sekte protestan yang muncul abad ke-16. Sejarah Kristen dapat dilacak sampai zaman Para Rasul. Bagaimana sejarahnya? Setelah Tuhan Yesus disalibkan, kelompok Para Rasul buyar karena ketakutan. Lalu, mereka sembunyi dalam rumah terkunci (Injil Yohanes [Yoh.] 20:19). Di tengah ketakutan itu, Tuhan Yesus yang telah bangkit tiga hari setelah wafat, menampakkan diri kepada Para Rasul. Selama 40 hari, Ia berulang-ulang menampakkan Diri kepada mereka (Kisah Para Rasul [Kis.] 1:3). Dengan itu, Tuhan Yesus menguatkan hati Para Rasul. Setelah 40 hari itu, Tuhan Yesus naik ke surga. Namun, Ia tidak meninggalkan Para Rasul begitu saja. Ia berjanji akan memberi mereka “kuasa” dari Allah Bapa saat nanti Roh Kudus turun atas mereka. Untuk menantikan kuasa itu, Para Rasul dilarang meninggalkan Yerusalem. Karena itu, Para Rasul kembali ke “Ruang Atas”, tempat mereka menumpang di Yerusalem (Kis. 1:12-14). Perlu diketahui, Para Rasul itu warga Galilea yang jauh di utara. Di Yerusalem mereka hanya menumpang. Penggantian Rasul Jumlah Rasul tak boleh kurang. Angka 12 melambangkan Israel, umat Allah. Para pengikut Kristus (khristianos, Kristen) adalah “Israel baru”, umat Allah yang baru. Ada kurang satu orang sejak Yudas pengkhianat mati (Kis. 1:16-20). Kedudukan Yudas digantikan Matias yang dipilih dengan syarat ketat. Menjadi jelas bahwa Rasul yang tiada haruslah digantikan. Kelak saat Dua Belas Rasul satu per satu tiada karena kematian, ada para pengganti mereka yang meneruskan pelayanan firman. Para Rasul adalah manusia-manusia biasa yang bisa mati, tak abadi. Sebaliknya, pemberitaan Kabar Gembira tentang Tuhan Yesus (Injil) harus abadi. Maka, Para Rasul itu digantikan oleh para penerusnya sampai hari ini. Kita lihat sejarah awal Kristen, ternyata Para Rasul mengalami keadaan yang tak mudah. Mereka orang-orang perantau, tak punya rumah di Yerusalem, harus menumpang. Di tanah rantau, mereka takut kepada orang-orang sebangsanya. Lebih lagi, di tempat rantau itu, mereka tak punya pekerjaan sebagai sumber nafkah. Ingat, kebanyakan dari mereka meninggalkan pekerjaan saat mengikuti Tuhan Yesus. Menghadapi semua itu, nyatanya Para Rasul tak kalah menyerah. Yang tadinya takut menjadi berani. Keberanian itu terlihat sekali saat Rasul Petrus berkhotbah di depan umum untuk pertama kalinya (Kis. 2:14-36). Dari mana keberanian sehebat itu? Bagaimana mungkin orang yang awalnya takut sekali tiba-tiba sangat berani? Roh Kudus jawabannya (Kis. 2:1-11). Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie Katkiter

Postingan populer dari blog ini

DOA - KEPADA SANTO MIKAEL

Santo Mikael, Malaikat Agung, belalah kami pada hari pertempuran. Jadilah pelindung kami melawan kejahatan dan jebakan si jahat. Dengan rendah hati kami mohon kiranya Allah menghardiknya, dan semoga engkau, Panglima Pasukan Surgawi, dengan kuasa Allah mencampakkan ke dalam neraka Iblis dan semua roh jahat lain yang berkeliaran di dunia hendak membinasakan jiwa-jiwa.

KatKit #7 DOA MASUK GEREJA

Jumat, 3 November 2017 Syalom aleikhem. Liturgi Katolik kaya akan tata gerak. Sayangnya, ada saja orang Katolik melakukannya kurang penghayatan. Contohnya, sebelum Misa, umat masuk gereja dengan mencelupkan tangan pada air suci lalu membuat Tanda Salib. Berapa yang melakukannya dengan benar? Benar artinya penuh penghayatan. Lihat sekeliling, ada saja yang membuatnya sambil lalu, sambil ngobrol, sambil cekakak-cekikik atau apa saja yang tak bermutu. Untuk mencegah itu, ada resep. Resep ini akan menjauhkan Anda dari hal-hal tak bermutu. Artinya, resep ini akan membuat Anda lebih khusyuk dan menghayati setiap gerak dalam gereja di setiap Misa. Apa resep? Begini: buatlah dan ucapkan dalam hati doa singkat yang menyertai gerak. Contoh, saat membuat Tanda Salib dengan air suci sewaktu masuk gereja, ucapkan dalam batin: “Tuhan, sucikanlah aku sebelum memasuki rumah-Mu.” Atau: “Tuhan, bersihkanlah aku agar layak menyembah-Mu.” Atau: “Tuhan, aku datang untuk beribadat kepada-Mu.” Karanglah

KatKit #15 TAHAP-TAHAP WAHYU

Rabu, 22 November 2017 Pernyataan diri Allah dan rencana kehendak-Nya untuk menyelamatkan manusia, itu wahyu dalam pemahaman Gereja Katolik. Kata “wahyu” dalam bahasa Indonesia menerjemahkan kata Latin “revelatio”. Bahasa Inggrisnya “revelation” dengan kata kerja “to reveal” (‘menyingkapkan’). Wahyu itu penyingkapan kepada manusia. Apa yang disingkapkan? o diri Allah o kehendak Allah o undangan Allah agar manusia menjadi sahabat-Nya. Wahyu (penyingkapan ilahi) terjadi bertahap-tahap. Surat Ibrani (Ibr. 1:1-2) menggambarkannya dengan cermat: “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada.” Zaman dulu Allah menyatakan diri lewat para nabi, kemudian akhirnya melalui Putra-Nya sendiri, yaitu Yesus Kristus, Tuhan kita. Sebelum menyatakan diri-Nya me