Langsung ke konten utama

KatKit #3 YANG TAK TERBATAS

Manusia punya indera. Dengan inderanya, manusia menangkap dan merekam aneka pengalaman. Ada salah satu pengalaman manusia yang dinamakan “pengalaman religius”. Pengalaman religius bermula dari kehidupan manusia sendiri. Manusia sadar bahwa dirinya makhluk yang terbatas. Kesadaran itu memunculkan pengakuan akan adanya “sesuatu” yang lebih tinggi dan besar kuasanya daripada kuasa manusia. Pengakuan itu tak selalu jelas, bisa tersirat samar. Pada dasarnya, manusia mengakui bahwa di atas dirinya ada Yang-Tak-Terbatas. Manusia percaya ada sesuatu yang meng-atas-i dirinya. Perhatikan kata “mengatasi”. Kata dasarnya “atas”. Jadi, ada sesuatu yang di atas manusia. Atas di sini bukan dalam arti tempat, melainkan dalam arti “kuasa”. Manusia sadar dan percaya bahwa Yang-Tak-Terbatas itu selalu kuat, sehat, hidup. Sebaliknya, manusia mengalami bahwa dirinya terbatas: bisa lemah, sakit, mati. Pengalaman manusia akan Yang-Tak-Terbatas itu dinamakan pengalaman religius. Pengalaman itu menakutkan sekaligus mempesona manusia. Manusia takut karena merasa begitu kecil di hadapan Yang-Tak-Terbatas. Dalam waktu yang sama, manusia sekaligus terpesona karena merasa bahwa Yang-Tak-Terbatas itu begitu agung dan mulia. Pengalaman akan Allah Manusia mengalami Yang-Tak-Terbatas, tapi manusia tak sepenuhnya memahami apakah atau siapakah “Dia”. Jadi, Yang-Tak-Terbatas ialah “misteri” yang dialami manusia. Ada banyak sebutan bagi misteri itu, bagi Yang-Tak-Terbatas. Agama-agama kesukuan punya aneka sebutan untuk Yang-Tak-Terbatas. Kebudayaan yang berbeda menyebut Yang-Tak-Terbatas dengan nama yang berbeda. Orang-orang beragama, terutama agama-agama abrahamik (yaitu Yahudi, Kristen, Islam), menyebut Yang-Tak-Terbatas itu Allah. Sebutan Allah berpadanan dalam banyak bahasa: God, Theos, Deus, Dio, Dieux, dsb. Semua kata ini dapat diterjemahkan dengan “Allah”. Mengikuti tradisi abrahamik, orang Katolik menyebut Yang-Tak-Terbatas itu “Allah”. Dengan demikian, pengalaman religius dapat disebut sebagai pengalaman akan Allah. Yang tadinya samar, yang tak diketahui siapakah dia, Yang-Tak-Terbatas itu, kini dialami sebagai Allah. Misteri itu tadi ternyata adalah Allah sendiri. Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie Katkiter

Postingan populer dari blog ini

DOA - KEPADA SANTO MIKAEL

Santo Mikael, Malaikat Agung, belalah kami pada hari pertempuran. Jadilah pelindung kami melawan kejahatan dan jebakan si jahat. Dengan rendah hati kami mohon kiranya Allah menghardiknya, dan semoga engkau, Panglima Pasukan Surgawi, dengan kuasa Allah mencampakkan ke dalam neraka Iblis dan semua roh jahat lain yang berkeliaran di dunia hendak membinasakan jiwa-jiwa.

KatKit #7 DOA MASUK GEREJA

Jumat, 3 November 2017 Syalom aleikhem. Liturgi Katolik kaya akan tata gerak. Sayangnya, ada saja orang Katolik melakukannya kurang penghayatan. Contohnya, sebelum Misa, umat masuk gereja dengan mencelupkan tangan pada air suci lalu membuat Tanda Salib. Berapa yang melakukannya dengan benar? Benar artinya penuh penghayatan. Lihat sekeliling, ada saja yang membuatnya sambil lalu, sambil ngobrol, sambil cekakak-cekikik atau apa saja yang tak bermutu. Untuk mencegah itu, ada resep. Resep ini akan menjauhkan Anda dari hal-hal tak bermutu. Artinya, resep ini akan membuat Anda lebih khusyuk dan menghayati setiap gerak dalam gereja di setiap Misa. Apa resep? Begini: buatlah dan ucapkan dalam hati doa singkat yang menyertai gerak. Contoh, saat membuat Tanda Salib dengan air suci sewaktu masuk gereja, ucapkan dalam batin: “Tuhan, sucikanlah aku sebelum memasuki rumah-Mu.” Atau: “Tuhan, bersihkanlah aku agar layak menyembah-Mu.” Atau: “Tuhan, aku datang untuk beribadat kepada-Mu.” Karanglah ...

KatKit #21 Seri Katekismus RIWAYAT GEREJA KRISTUS Bagian I

Rabu, 6 Desember 2017 Syalom aleikhem. Istilah “Gereja” artinya kumpulan orang-orang yang beriman kepada Allah dengan perantaraan Yesus Kristus dalam persekutuan Roh Kudus; jadi bukan gedung. Umat beriman (Gereja) itu punya riwayat. [Dalam catatan ini, istilah “Gereja” dipakai bergantian dengan istilah “Kristen”. Di Indonesia, istilah “Kristen” disalahpahami. Dikira Kristen itu protestan, Katolik bukan Kristen. Ini keliru! Katolik itu Kristen yang asli. Kalau disebutkan Kristen di sini, itu berarti Gereja Katolik sejak mula-mula. Masa Gereja Awal (Tahun 30-an Masehi) Riwayat Gereja bermula dari Yesus Kristus. Ia berkarya di Palestina tiga tahunan, lalu disalib, mati, bangkit dari maut, dan naik ke surga (tahun 30-an Masehi). Sebelum naik ke surga, Yesus Kristus berpesan agar Para Rasul menyebarkan ajaran-Nya ke seluruh dunia (Mat. 28:19-20). Ajaran dan iman akan Yesus Kristus jadi cikal-bakal Gereja yang kelak disebut agama Kristen. Sebutan Kristen belum ada pada awal. Sebutan Kri...